Semalam aku ke Toko Buku Gramedia Palladium bersama putriku. Seperti biasa, setiba di sana, dia langsung menuju educational games booth untuk mencoba games. Kebetulan ada 1 komputer yang sedang lowong. Dia langsung duduk dan mulai bermain. Hanya sekitar 1 menit, seorang anak lelaki yang lebih besar dari anakku datang, mengambil alih mouse, dan mengusir anakku dengan mendorongnya. Merebut. Cukup kasar. "Dik, kok pakai rebutan?" Si anak cuek saja dan tetap bermain.
My daughter mumbled and we went to see other stuffs. Later when we passed by the booth, the boy was still playing. We left the bookstore and went to have dinner. When we were about to finish our meal, I saw the boy entering the restaurant, so I said to my daughter, "Hey, see, that's the rude boy!"
Putriku mengomel dan kami pergi melihat barang lainnya. Ketika kita melewati booth tadi, si anak lelaki masih sedang bermain. Kami meninggalkan toko buku itu dan pergi untuk makan malam. Saat hampir selesai makan, aku melihat si anak lelaki tadi sedang masuk ke restoran. Kukatakan kepada putriku, "Hei, itu si anak yang kasar tadi!"
"Where?" my daughter asked.
"See, there he is," I pointed my finger.
"Oh yeah. Forget it, Mommy. When there's a problem and we just forget it, then there's no problem, right?"
"But forgetting it doesn't solve the problem, right?" I asked back because I was so interested of the way she's thinking.
"Yes, but this is only a game, tiny thing, no big deal, why bother? Just let it go."
"Di mana?" tanya putriku.
"Itu, yang di sana," kutunjuk sambil menjawab.
"Oh ya. Lupakan, Mommy. Saat ada masalah dan kita lupakan, maka tidak ada masalah lagi kan?"
"Tapi melupakannya tidak berarti menyelesaikan masalahnya kan?" aku bertanya karena sangat tertarik dengan cara berpikirnya.
"Ya, tapi ini hanya sebuah game, hal kecil, bukan hal besar, kenapa terganggu? Biarkan saja."

I am amazed. My 7+ year-old-daughter just revealed to me one of her secrets of continuous joy. SHE LETS GO. She doesn't bother herself over small stuff. My darling daughter, my life teacher, my happiness & joy mentor!! She reminded me of a quote "Life is too short to stress yourself with people who don't even deserve to be an issue in your life!"
Aku terkesima. Putriku yang berusia 7 tahun plus baru saja memberitahuku salah satu rahasia kesenangannya yang berkesinambungan. DIA MENGIKHLASKAN. Dia tidak terganggu dengan hal-hal kecil. Putriku tercinta, guru kehidupanku, mentor kebahagiaanku!! Dia mengingatkanku atas sebuah kutipan "Hidup terlalu singkat untuk men-stress-kan dirimu dengan orang-orang yang bahkan tak layak menjadi sebuah isu dalam hidupmu!"
No comments:
Post a Comment