Kuberitahu satu rahasia padamu, Kawan. Buah paling manis dari berani bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam perjalanan menggapainya (Maryamah Karpov, Andrea Hirata, hal 433)



Tuesday, November 23, 2010

P.A.Terima Kasih Abadi - Jembatan & Artikel Analisa

Tgl 25 Okt'10 aku menghadiri acara syukuran di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi, untuk mensyukuri berkat-berkat di saat yang hampir bersamaan: jembatan kecil mereka selesai dibangun oleh donatur, jalan kecil menuju lokasi panti diaspal, dan artikel tentang Panti yang saya tulis telah dimuat di Harian Analisa (Minggu, 25 Okt’09, hal 20).

Para tamu dipersilakan mengambil makanan dan duduk di kursi yang telah disediakan. Aku memilih mengambil makanan dan duduk di lantai bersama dengan para anak Panti. Aku mengambil tempat di barisan paling belakang dan mereka yang duduk di depanku tentunya dengan posisi membelakangiku, segera berbalik menghadap karena merasa tidak sopan membelakangi tamu. Setiap mereka akan berlalu di depanku, mereka akan membungkukkan tubuh. Selesai aku makan, mereka mengambil piring kotor dariku dan membawakanku air untuk cuci tangan (karena aku makan seperti mereka, dengan tangan, bukan dengan sendok). Sungguh host yang baik!

Selesai makan, mereka mulai menagih janji kuis yang beberapa bulan lalu sempat kujanjikan namun belum kupenuhi karena kesibukan kerja. Dimas, anak kelas 6 SD yang paling menonjol dan paling ambisius, mulai memberi saran ini dan itu. Aku tersenyum, senang melihat antusiasmenya yang didukung teman-temannya yang lain. Kemudian aku bertanya di mana buku-buku bacaan mereka. “Di pondok, Kak, di luar sana.” “Kalian punya pondok baca?” Mereka mengangguk. “Aku mau lihat dong!” “Hah?! Kita bersihkan dulu ya?” “Hayo, mau dilihat, baru dibersihkan ya?” Mereka tersenyum malu dan segera menghambur keluar. Aku ikuti mereka dan sampai di pondok sederhana, tempat mereka biasa nongkrong membaca. Dalam kesederhanaan, pondok itu dengan buku-buku bekas hasil sumbangan, menjadi hiburan mereka.

Setelah itu aku ngobrol bersama pengurus Panti. Jembatan yang baru selesai dibangun ini benar-benar sangat membantu anak-anak. Bayangkan, tanpa jembatan ini mereka harus berjalan berjalan memutar kira-kira 1,6 km (!) setiap akan keluar dari dan kembali ke lokasi Panti menuju jalan besar. Jembatan bercat merah di atas sungai kecil ini telah menghubungkan Panti dengan jalan kecil yang langsung terakses ke jalan besar, menghemat waktu dan tenaga setiap anak. Bantuan dari donatur ini sungguh-sungguh amat berharga!

Panti Asuhan ini masih membutuhkan bantuan. Bagi yang ingin tahu lebih jauh atau ingin berkunjung, silakan hubungi Pak Pendeta Zendrato di 0813-75-371709 atau di 061-6620556 atau datang langsung ke Jl. Pengayoman Ujung No. 1 Medan (daerah Jl. Danau Singkarak).

MUJIZAT ITU NYATA... MELALUI TANGAN KITA YANG PEDULI.

1 comment:

  1. Ci Vonny, bole tanya....??
    Ini cici yg pigi sndr lgsg ya, ato gmn?
    thanks =)

    ReplyDelete