Trust... Walk Your Talk

Seminggu ini aku banyak mengalami hal yang membuatku bertanya-tanya tentang “where does all the trust go?”, “why don’t we mean what we say, do what we say?”, “why don’t we walk our talk?”… “mengapa kita tidak melakukan apa yang kita katakan?”

Seorang temanku pernah ditipu habis-habisan uangnya oleh teman yang dia percayai, namun saat dia bisa berpikir jernih, dia bilang “Dia pasti punya alasan untuk melakukannya. So, let it go!” That easy? Mungkin temanku ini berpikir dan bertindak praktis. Toh dia tahu dan sadar sepenuhnya kalau uangnya tak bakalan bisa kembali, jadi mengeluh atau mengutuk sepanjang waktu juga tak berarti apa-apa, malah buat tambah dosa. Jadi letting it go, forgiving it, membuatnya merasa lebih baik.

Saat kualami hal ini sendiri (tidak dalam case uang ditipu habis-habisan ya, tapi case lain yang close to trust matter), aku belum mampu menerima sebagaimana temanku itu. Aku tetap bertanya-tanya “why?”, “how come?”

Troy Kennedy-Martin dalam The Italian Job (cinema), bilang “I trust everyone. I just don’t trust the devil inside them.” Aku percaya pada semua orang. Aku hanya tidak percaya pada iblis di dalam diri mereka. Jadi apakah pada dasarnya setiap orang itu baik, layak dipercaya? Hanya iblis di dalam diri merekakah yang tidak bisa kita percayai? Iblis pastinya memang ada dalam diri setiap orang namun the issue is, who controls? Kalau kita yang in charge, iblis has no chance, right? So kembali-kembalinya ya kepada si empunya tubuh, si orang bersangkutan toh?

Pelajaran yang kudapat dan bakal kuterapkan adalah apa yang dikatakan Alfred Adler “Trust only movement. Life happens at the level of events, not of words. Trust movement.” Intinya, percaya pada action, tidak pada words only. Apapun yang kita katakan, seberapa banyakpun yang kita ucapkan, sedalam & sehebat bagaimanapun kata-kata, action will prove it. So, friends, always walk your talk, otherwise trust will soon disappear…

You make an impression with what you say, but you MAKE A NAME with what you DO.