Setelah membaca 2 bukunya, "The Perfect Match" dan "The Tenth Circle", aku sudah bertekad untuk mengoleksi novel-novel karangannya. Seminggu lalu sahabatku menghadiahkan "My Sister's Keeper"/Penyelamat Kakakku, novel yang ditulis Jodi 6 tahun lalu dan telah difilmkan. Novel yang satu ini sukses membuat cadangan air mataku berkurang.
"Jika kau menggunakan cara yang salah secara moral untuk menyelamatkan hidup anakmu, apakah itu menjadikanmu ibu yang buruk?" Pertanyaan inilah yang tercantum di cover dan 'usaha' menjawabnya dijabarkan dengan begitu bagus oleh Jodi, disajikan dalam kalimat-kalimat, kadang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan membuat kita to really look deep inside.
Check this out:
- Aku belajar dari putriku sendiri bahwa kau tidak perlu dalam keadaan terjaga untuk bisa menangis (hal 48).
- Kubilang padamu untuk duduk di bagian kiri bus, jadi saat bus menjauh, kau masih bisa menoleh ke belakang dan melihatku di sana, menunggumu. Kau cari kursi yang sama di Surga. Di sana kau bisa melihatku, yang sedang melihatmu (hal 345).
- Tidak butuh waktu seumur hidup untuk menyadari bahwa apa yang sepatutnya kita miliki, jarang bisa kita peroleh (hal 409).
- Bagaimana seseorang bisa berpikir jika dia tidak bisa menyelamatkan, dia jadinya harus menghancurkan? Dan apakah kau menyalahkannya atau apakah kau menyalahkan orang-orang yang seharusnya memberitahu dia hal yang sebaliknya? (hal 416).
- Tapi tak ada orang lain yang lebih kuinginkan selain bersamamu untuk tersesat bersama (hal 438).
- Saat kau tak tahu ke mana arah yang kau tuju, kau menemukan tempat-tempat yang tak terpikir oleh orang lain untuk dijelajahi (hal 439).
- Kadang-kadang untuk memperoleh sesuatu yang paling kau inginkan, kau harus melakukan sesuatu yang paling tidak ingin kau lakukan (hal 456).
- Menjadi ibu sama sekali berbeda. Kau ingin anakmu memiliki lebih daripada apa yang kau miliki. Kau ingin kembangkan roket di bawah tubuhnya dan memandanginya terbang. Jauh lebih besar daripada yang dapat diungkapkan dengan kata-kata. Dan semua itu muat tertampung di sini (hati) (hal 497).
- Namun dalam hidupku, dalam gedung yang terbakar itu, salah satu anakku ada di sana dan satu-satunya kesempatan menyelamatkannya adalah dengan mengirim masuk anakku yang lain karena dia satu-satunya orang yang tahu jalan ke sana (hal 499).
- Moral lebih penting daripada etika dan cinta lebih penting daripada hukum (hal 503).
- Seharusnya dukacita punya masa kadaluwarsa (hal 519).
- Babak dalam kehidupan adalah gelombang pasang, mulanya gelombang itu tampak tak membuat perbedaan sama sekali, kemudian suatu hari kau memandang ke bawah dan melihat seberapa besar kikisan kepedihan yang ditimbulkannya (hal 521).
Tidak bisa dipungkiri selain kedalaman kalimatnya (namun tak membuat ngantuk), Jodi Picoult juga memiliki selera humor & kreatifitas yang tinggi. Tokoh Campbell Alexander, pengacara dari Anna, yang memiliki anjing penuntun bernama Judge, sering ditanyai orang mengapa dia menggunakan anjing penuntun padahal dia tidak buta. Jawaban Campbell yang ngawur menyamarkan kenyataan pahit yang sebenarnya:
- "Aku memiliki paru-paru besi dan anjing itu menjagaku agar tidak terlalu dekat dengan benda-benda bermagnet."
- "Aku kena SARS. Dia menghitung jumlah orang yang kutulari."
- "Detak jantungku tidak teratur dan dia bersertifikasi melakukan CPR."
- "Aku pengacara. Dia mengejar ambulans untuk mendapatkan klien buatku."
Anyway, this novel is highly recommended!
No comments:
Post a Comment